Selasa, 20 Oktober 2009

Kalimantan Tengah yang dulunya hanya belukar kini telah berubah pesat. Bersamaan dengan membaiknya kondisi sosial politik dan perekonomian negara, Bumi Tambun Bungai juga mulai tumbuh menjadi kawasan modern

Dayak dan Keterasingan Betawi

Catatan : Bambang M Permadi

Mungkin hanya orang ‘sakit’ atau tidur terlalu panjang yang mengatakan tak ada kemajuan di daerah ini. Pimpinan daerah silih berganti, semuanya sama-sama memiliki komitmen tinggi membangun wilayah . Kerja keras para pemangku kepentingan dan dukungan masyarakat membuahkan hasil yang cukup berarti. Tengok saja, kini hampir semua kabupaten dapat terhubung melalui perjalanan darat. Di sisi , lain berbagai sarana vital seperti lembaga pendidikan dan kesehatan juga terus ditingkatkan keberadaannya. Demikian pula lompatan-lompatan kemajuan di sektor lain.

Sudahnya saatnya Suku Dayak menunjukkan kepada dunia bahwa putra Tambun Bungai juga memiliki kompetensi dan sejajar dengan suku-suku lain. Saat ini Kalteng sudah memiliki banyak stok putra-putri terbaik, dengan berbagai gelar dan keahlian.

Tak bermaksud sukuisme,seharusnya orang Dayaklah yang memegang posisi-posisi penting di daerah ini karena mengenal cukup baik karakteristik wilayah. Sudah saatnya pula orang Dayak jadi pejabat negara, tak hanya orang Jawa, Batak, atau bugis saja seperti yang terjadi selama ini.

Seandainya Tjilik Riwut masih hidup, beliau pasti tersenyum bangga, karena ‘anak cucunya’ dapat mewujudkan sebuah impian besar yang pernah dicita-citakan. Yaitu Kalteng yang maju dan bermartabat.

Tapi bila masih hidup mungkin pula hati Sang Pioneer itu tambah trenyuh. Soalnya, ketika Kalteng maju dan berkembang kearipan lokal mulai tergusur di wilayah ini. Orang tak lagi memandang budaya dan warisan Datu Hiang sebagai yang sakral. Modernisasi terasa semakin menggerus primordialisme. Kini, suara garantung dan syair karungut hanya terdengar lamat-lamat. Generasi muda Dayak dapat dihitung dengan jari yang peduli dengan warisan budayanya. Pertahanan budaya hanya ditopang oleh kaum tua. Kalteng masih beruntung memiliki agama Kaharingan, karena sebagian besar hanya umat Kaharinganlah yang secara konsisten menjalankan warisan budaya Dayak.

Tak dapat ditampik, ketika Kalteng maju sebagian orang Dayak perkotaan malah menepi ke pinggiran kota. Praktis, yang berdomisili di perkotaan sebagian besar pendatang. Di Kalteng penduduk perkotaan mulai dipadati Suku Banjar dan Jawa. Saat ini dominasi Suku Banjar cukup tinggi, mereka menguasai perdagangan. Bahkan banyak orang Dayak yang berkomunikasi dengan bahasa Banjar dari pada bahasa ibunya sendiri. Suku Banjar yang memang berbakat berdagang merambah hampir semua kawasan di Kalteng.Antara lain Palangka Raya, Kuala Kapuas, Sampit, Ampah, Tumbang Samba hingga Tewah.

Di Sampit kita sulit mencari di mana sebenarnya komunitas Dayak berada. Dalam komunikasi sesama warga yang sering dipakai adalah bahasa Banjar dialek Sampit. Sementara bahasa Dayak jarang terdengar.Demikian pula di Kuala Kapuas, Buntok dan Muara Teweh.Ironis sekali memang, akankah pada gilirannya nanti Suku Dayak juga bernasib seperti Suku Betawi yang terasing di negerinya sendiri.

Cendekiawan Dayak Kumpiadi Widen mengatakan, terpinggirkannya Suku Dayak dalam ‘persaingan’ karena belum berubahnya cara berfikir ( mindset). Sebagian orang Dayak masih ada yang merasa rendah diri dan menganggap dirinya tak semaju orang lain. Identitas kesukuan seperti penggunaan bahasa daerah dianggap kurang gaul.

Guru Besar Universitas Palangka Raya ( Unpar) itu mengatakan ,masih ada orang Dayak yang malu menggunakan bahasa daerahnya di depan umum. Yang dipakai justru bahasa Banjar.


Lowongan Sarjana Komputer

Kalteng Inside - Badan Pusat Statistik ( BPS ) tahun ini merekrut sebanyak 662 sarjana dari berbagai jurusan, baik jenjang Strata – 1 maupun Diploma III. Disiplin ilmu jenjang Strata-1 yang dibutuhkan adalah Dokter Gigi, Psikologi, Ilmu Komunikasi, Sosiologi ,Sastra Inggris, Akutansi dan Geografi(Kartografi). Sedangkan formasi DIII adalah disiplim ilmu Elektro, Tehnik Sipil,Sekretaris, Tehnik Mesin, Grafika dan Desain Grafis.

Tahun ini BPS juga merekrut tenaga S-1 dan DIII untuk formasi Kordinator Statistik Kecamatan ( KSK), dengan kualifikasi sarjana Matematika, Tehnik Informatika, computer, Ilmu Komunikasi, dan ekonomi. Khusus untuk formasi KSK pendaftaran dilakukan di BPS Propinsi masing-masing, sedangkan formasi lain pendaftaran di BPS Pusat. Testing akan dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia pada , Minggu 8 November 2009 mulai pukul 8.00 waktu setempat di tempat pendaftaran.

Keterangan lebih lengkap dapat mengunjungi website BPS, www.bps.go.id.

Kamis, 24 September 2009

Kalimantan Tengah

Teras Narang Masih Terlalu Kuat

Analisis : Bambang M Permadi

Bulan Juni 2010 mendatang Kalteng kembali menghelat pesta demokrasi. Kini , salah satu proses pemilihan secara langsung itu adalah pemilihan pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalteng periode 2010 – 2015. Salah satu calon yang diunggulkan tentu saja calon incumbent Agustin Teras Narang. Tak berlebihan, Teras Narang memang cukup memiliki kapasitas sebagai pemimpin Kalteng. Ini dibuktikan dengan keberhasilannya memimpin sekitar 2 juta penduduk wilayah ini dalam periode kepemimpinan sebelumnya. Secara kebetulan Teras Narang juga diusung parpol besar PDI Perjuangan, yang dikenal cukup solid dan memiliki mesin politik yang tangguh. Bagi publik Kalteng , khususnya pemilih tradisional dan berpendidikan agaknya tak terlalu sulit menentukan siapa yang harus dipilih dalam pilkada nanti.

Saat ini di Bumi Tambun Bungai hampir belum ada figur calon gubernur yang memiliki ketokohan seperti Teras Narang. Muda , smart dan memiliki jaringan luas di pemerintah pusat. Di propinsi ini bukan tak ada kader berkelas yang mampu memimpin, hanya saja kapasitasnya baru dalam level kabupaten/kota.Mereka cukup berhasil memimpin daerahnya, tapi belum tentu mampu mengakomodir beragam kepentingan di tingkat propinsi. Sebut saja nama Wahyudi K Anwar( Bupati Kotawaringin Timur), Zain Alkim ( Bupati Barito Timur), Baharudin H Lisa ( Bupati Barito Selatan). Atau Willy M Yosef ( Bupati Murung Raya ).Kandidat yang cukup potensial bakal menandingi Teras Narang justru adalah wakilnya sendiri, yaitu Achmad Diran. Persoalannya, apakah Diran punya ‘perahu’ dan cukup amunisi untuk maju dalam pilkada.

Nama-nama bupati ini beberapa pekan terakhir ramai diberbincangkan bakal maju menandingi Teras Narang di Pilkada Kalteng mendatang. Sejumlah politisi di wilayah ini mulai melakukan manuver menggalang dukungan untuk mencalonkan kandidat tertentu. Wacana bahwa paket Gubernur dan Wakil Gubernur Kalteng harus pasangan Muslim sempat mengemuka. Wacana sentimen agama dalam pilkada yang memiliki tensi politik tinggi sebenarnya sangat disayangkan. Sebab, Kalteng yang penduduknya sangat pluralistis sebenarnya tak pernah mempersoalkan hal tersebut.Politisasi agama terbukti akan membuat porak porandanya harmonisasi sosial. Tapi, politik adalah pertarungan kepentingan yang sulit ditepis.

Wacana pasangan Muslim otomatis akan menjadi rival politik Teras Narang yang beragama non –Muslim. Masalahnya, apakah isu agama laku dijual di Kalteng ?

Kalteng bukan Aceh atau Jawa yang dapat membuat penduduknya menentukan pilihan bedasarkan agama tertentu. Cara berfikir masyarakat di daerah ini masih cukup realistis dan obyektif.

Masih tingginya ‘nilai jual’ Teras Narang dalam pilkada mendatang membuat figur wakil gubernur tidak menjadi begitu penting.Artinya, dengan siapapun dipasangkan Teras Narang tetap menang. Ada kabar, Teras Narang bakal meninggalkan Achmad Diran dan mencari pendamping lain. Belakangan santer beredar Teras Narang bakal menggaet Didik Salmijardi ( mantan Bupati Kotawaringin Timur).

Sejauh ini informasinya masih sangat prematur, setiap detik ritme politik selalu berubah.Yang pasti Teras Narang masih terlalu kuat untuk disaingi.

Selasa, 08 September 2009

Bupati Kapuas Minta Pemberitaan Pers Berimbang



Kalteng inside - Bupati Kapuas , Kalimantan Tengah, Ir HM Mawardi meminta pemberitaan pers berimbang dan tetap mengedepankan kode ethik jurnalistik. Sehingga tidak menimbulkan pencitraan negative terhadap kebijakan pemerintah di wilayahnya.
“ Sebuah media on line pernah memberitakan bahwa toilet di Pemkab Kapuas kotor semua, setelah saya cek ternyata yang kotor hanya satu karena terlambat dibersihkan petugasnya. Ini tentu sangat merugikan,” kata HM Mawardi saat berbuka puasa bersama dengan jajaran pengurus PWI Kalteng di rumah jabatan bupati di kota Kuala Kapuas, Senin (7/9) petang. Dalam kesempatan tersebut rombongan wartawan langsung dipimpin Ketua PWI Cabang Kalimantan Tengah, Sutransyah.
Mawardi meminta wartawan sebelum menulis berita melakukan check and recheck kepada sumber berkompeten, atau langsung menghubunginya. Ia menyatakan selalu terbuka terhadap wartawan.
Mawardi mengakui selama ini pers sangat membantu mensukseskan program-program Pemkab Kapuas, terutama yang menyangkut kepentingan masyarakat. Bahkan beberapa hal krusial
yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak sebagian karena informasi dari pers.

Jumat, 28 Agustus 2009

KerudungTerakhir



(foto : H Mahrip terkulai lemas )

Tubuh Haji Mahrip (55) limbung. Badannya terkulai lemas begitu mendapat kabar bahwa isterinya Hj Sumiati meninggal dunia di Kota Praya, Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) , Minggu (16/8) siang.

“ Isteri saya meninggal,” tuturnya kelu.

Kabar duka yang diterima KSK Berprestasi (KSKP)Tahun 2009 asal Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut sontak membuat 32 KSK Berprestasi lainnya turut larut dalam suasana duka. Informasi meninggalnya Hj Sumiati diterima dari anaknya melalui telepon ketika para KSK dari 33 Propinsi di Indonesia tengah melakukan kunjungan wisata di Taman Impian Jaya Ancol ( TIJA) Jakarta Utara. Duka mendalam juga tergambar di wajah para panitia pendamping dari BPSPusat.

H Mahrip yang sebelumnya periang dan selalu bercanda terkulai di pelukan salah satu panitia. Ia lalu dibawa ke salah satu ruangan di taman hiburan tersebut untuk menenangkan diri.

Sementara di luar ruangan sejumlah KSK lain tampak bingung,antara perasaan sedih dan ingin segera mendapat penjelasan bagaimana penanganan selanjutnya. Setelah berembuk dengan para KSK, akhirnya panitia memutuskan hari itu pula mengantarkan H Mahrip pulang ke Lombok melalui Bandara Soekarno – Hatta , Cengkareng.

Sebelumnya H Mahrip lebih dahulu mengemasi barang-barangnya di Hotel Alia , Pasar Baru tempat KSK Berprestasi menginap selama di Jakarta.

Kunjungan wisata ke kawasan TIJA yang telah diagendakan panitia KSKP 2009 tetap berjalan, meski kurang lengkap karena tanpa kehadiran H Mahrip.

KSKP asal Jambi M Amin mengatakan, dua hari sebelumnya H Mahrip sempat saling telepon dengan almarhumah isterinya. Saat itu Hj Sumiati minta dibelikan kerudung dan kain batik.

“ H Mahrip sempat berbicara riang dengan isterinya melalui telpon genggam,asyik sekali tampaknya” kenang M Amin dengan logat Jambinya yang kental kepada Varia Statistik, pekan lalu.

H Mahrip yang di lahirkan di Lombok Tengah, pada 31 Desember 1954 betul-betul menepati pesanan isteri tercintanya. Ketika para KSK diberi kesempatan berbelanja di ITC Cempaka Mas, pria berkumis yang akrab disapa ‘Pak Haji ‘ itu langsung menuju toko pakaian. Yang dibeli adalah kerudung dan kain batik pesanan isterinya.

Karena menggebu-gebu ingin mencari kerudung, H Mahrip bahkan sempat ‘tersesat’ di pusat perbelanjaan milik waralaba asing tersebut.

“ Ini pesanan isteriku tercinta,” ujar H Mahrip bangga sambil menunjukkan kerudung yang baru dibeli kepada KSK lainnya.

Berkumpulnya 33 KSK Berprestasi dari 33 propinsi di Indonesia di Jakarta dari 9 – 19 Agustus 2009 membawa kesan tersendiri bagi lini depan BPS itu.

Saat menjalankan tugas di Jakarta beberapa hari,sejumlah peristiwa terjadi mewarnai lembar kehidupan KSK. Ritme hidup tak hanya dialami H Mahrip yang kehilangan isterinya tercinta, tapi juga dialami Lende Umbu Pati KSKP asal Waikabubak, Nusa Tenggara Timur ( NTT). Bedanya, baru dua hari menginjakkan kaki di Jakarta, isterinya di kampung melahirkan anaknya yang ke lima.

Mama tua ku ( isteriku)melahirkan. Anak kelima,” ujar Umbu Pati tersenyum simpul.

Kamis, 30 Juli 2009

Seluruh Aparat BPS Jadi Jurkam SP2010



Foto : Kepala BPS Kalteng WS. Dantes Simbolon, MA

Kepala BPS Kalimantan Tengah, WS Dantes Simbolon, MA meminta seluruh jajarannya agar mulai mengkampanyekan pelaksanakan Sensus Penduduk (SP) yang akan digelar bulan Mei 2010 mendatang. Menurut orang nomor satu di ‘BPS Kalimantan Tengah itu’ dalam rangka SP2010 seluruh pegawai BPS menjadi Juru Kampanye ( Jurkam) keberhasilan kegiatan tersebut.
Kampanye dapat mulai dilakukan di lingkungan keluarga, masyarakat sekitar atau saat melakukan kegiatan pencacahan.
“ SP2010 merupakan pekerjaan besar yang dilakukan BPS. Kegiatan ini merupakan bentuk kepercayaan pemerintah terhadap BPS yang harus dapat dilaksanakan dengan baik, “ kata Dantes Simbolon di hadapan jajaran BPS Kalimantan Tengah di Palangka Raya, Kamis ( 30/7) siang.
Dikatakan, SP2010 tidak hanya sekedar kegiatan BPS yang dilaksanakan setiap 10 tahun sekali , tapi juga akan dijadikan acuan dalam penentuan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilihan Presiden tahun 2014 mendatang.
Melalui hasil SP2010 diharapkan tidak ada pemilih yang terlewat cacah atau tidak terdata seperti pelaksanaan pemilu tahun ini.
Dalam rangka SP2010 pemerintah telah menggelontorkan dana tak kurang dari Rp 5 triliun.

BPS Kalteng Lantik Pejabat Baru




Foto : Carlie, Dantes Simbolon (tengah) dan Sudirson
Upaya peningkatan kualitas SDM dan kinerja aparatur secara intensif terus dilakukan oleh BPS Kalimantan Tengah। Kondisi geografis yang cukup spesifik dan meningkatnya dinamika masyarakat menuntut BPS harus dapat mengantisipasi perkembangan tersebut. Diantaranya dengan melantik sejumlah pejabat baru dalam posisi strategis yang diharapkan dapat mengoptimalkan tugas-tugas BPS.
Sehubungan dengan hal tersebut, Kamis(30/7) pagi Kepala BPS Kalimantan Tengah WS. Dantes Simbolon,MA melantik dua pejabat setingkat eselon IV di aula BPS Kota Palangka Raya. Kedua pejabat tersebut adalah Sudirson , Kasubbag Tata Usaha BPS Kota Palangka Raya, dan Carlie , Kasubbag Keuangan BPS Propinsi Kalimantan Tengah.
Kepala ‘BPS Kalimantan Tengah, WS Dantes Simbolon ‘dalam sambutannya mengatakan, pelantikan merupakan bagian dari Tour of Duty di lingkungan BPS dalam rangka meningkatkan kinerja aparatur.
Selama ini, kata Dantes Simbolon, BPS telah melaksanakan penilaian disclaimer laporan keuangan. Diharapkan laporan akuntabilitas tersebut akan meningkat lebih baik , hingga mencapai penilaian “wajar tanpa syarat”.
Dantes Simbolon optimis melalui sebuah kinerja profesional seluruh personil , BPS Kalimantan Tengah dapat mewujudkan pencapaian target tersebut.

Sabtu, 18 Juli 2009

Sutransyah Ungguli Wahyudie






Kaltenginside ¬ - Ratusan wartawan di Kalteng yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) mendapat komandan baru. Ini ditandai setelah Sutransyah ( Banjarmasin Post) berhasil mengungguli Wahyudie F Dirun ( Kalteng Pos)dalam Konferensi Cabang ( Konfercab) VI PWI Kalteng dengan agenda pemilihan ketua periode 2009-2014 di Palangka Raya, Sabtu(18/7) siang.
Dalam pemilihan yang dilaksanakan di aula PWI Jalan RTA Milono, Sutransyah berhasil meraup 116 suara, sementara Wahyudie F Dirun hanya 107 suara. Sedangkan 4 suara lainnya dinyatakan tidak sah.
Dari 230 anggota PWI Kalteng yang berhak memberikan suara yang hadir hanya 146 orang, sementara 81 wartawan lainnya hanya memberikan surat mandat.
Pemilihan Ketua PWI Kalteng kali ini terbilang istimewa karena dipimpin langsung oleh utusan dari PWI Pusat,yaitu Sasongko Tejo dan Atal S Depari.
Menyusul kisruhnya pemilihan Ketua PWI Kalteng beberapa waktu lalu , PWI Pusat menunjuk Sasongko Tejo sebagai Ketua Caretaker PWI Kalteng bersama Atal S Depari sebagai sekretaris.
Jalannya perhitungan suara berjalan dramatis karena perolehan angkanya saling mengejar, kedua calon baik Wahyudie maupun Sutransyah terlihat tegang. Demikian pula suasana di aula PWI Kalteng yang dipenuhi para pendukung kedua calon.
Ketika mencapai angka 90 – an perolehan suara Wahyudie mulai tersendat, sedangkan Sutransyah terus melaju. Suara di tempat tersebut berubah bergemuruh ketika suara dukungan Sutransyah mencapai angka 116 yang menyatakan dirinya sebagai pemenang. Pendukung Sutransyah langsung bersorak- sorai memberikan ucapan selamat.
“ Selamat, wal ,” kata koresponden ANTV Hamli Tulis sambil menyalami Sutransyah.
Ucapan selamat juga datang dari Wahyudie F Dirun calon incumbent yang berhasil dikalahkannya. Keduanya lalu berpelukan akrab, meski sebelumnya terjadi ‘perang dingin’.
Sutransyah berjanji akan membawa PWI Kalteng menuju perubahan lebih baik. Diantaranya keseriusan melakukan advokasi dan pembelaan wartawan serta merealisasikan perumahan wartawan yang selama ini belum berhasil dilaksanakan.
Keberhasilan Sutransyah terpilih menjadi Ketua PWI Kalteng tahun ini tak terlepas dari kerja keras ‘Tim Sukses’ yang dipimpin Ririn Binti dan Hamli Tulis. Menjelang pemilihan tim ini terbilang gigih melakukan penggalangan dukungan. Terutama wartawan daerah. Ririn Binti menyebut pemilihan Ketua PWI mempertaruhkan harga diri mereka. Sebab kalau Sutransyah sampai kalah mereka sangat malu, karena selama ini cukup ngotot berargumen menegakkan pemilihan yang demokratis.
“ Jangan sampai kita operasi plastik untuk mengganti wajah karena malu,” seloroh koresponden SCTV Kalteng tersebut.
Ririn Binti menghimbau PWI kepengurusan baru dapat mengakomodir para wartawan yang selama ini belum menjadi anggota PWI

“ Pilpres Aja Bisa Selesai”



Ketua Bidang Organisasi PWI Pusat, Sasongko Tejo mengatakan, kisruh pemilihan legislative dan pemilihan presiden saja dapat diselesaikan dengan baik, apalagi persoalan di tubuh PWI Kalteng yang terbilang tidak terlalu rumit. Ia berkeyakinan melalui musyarawah dan tetap berpedoman pada peraturan organisasi pemilihan Ketua PWI Kalteng dapat berjalan dengan baik.

Sasongko Tejo yang bertindak sebagai pimpinan sidang Konferensi PWI Kalteng mengatakan , PWI Pusat terpaksa harus cepat mengambil langkah-langkah pembinaan menyusul gagalnya pemilihan ketua PWI yang ‘deadlock’ bulan lalu. Ia mengharapkan terpilihnya ketua PWI Kalteng yang baru dapat kembali menghidupkan organisasi yang sempat vakum. Ia juga meminta tidak ada lagi kesan’pengkotak-kotakan’ di tubuh PWI .

Selasa, 14 Juli 2009

Ratusan Wartawan Dukung Sutransyah



Wartawan senior, Sutransyah secara intensif menggalang dukungan agar terpilih dalam pemilihan ulang Ketua PWI Cabang Kalimantan Tengah yang akan digelar, Sabtu ( 18/7) di aula PWI Kalimantan Tengah di Jalan RTA Milono Palangka Raya.

Sebelumnya Konferensi Cabang ( Konfercab) PWI Kalimantan Tengah yang dilaksanakan bulan lalu sempat ricuh hingga gagal membentuk kepengurusan.

Ratusan wartawan pro Sutransyah di daerah ini berkomitmen mendukung wartawan Banjarmasin Post tersebut lahir bathin.Dukungan terhadap Sutransyah tampak saat diskusi dan rehat makan siang di Rumah Makan Saiyo di Jalan RTA Milono Palangka Raya, Selasa ( 14/7) siang. Saat itu tak kurang dari 86 wartawan pemegang Kartu Biru PWI hadir mendiskusikan pemenangan Sutransyah. Sekitar 70 persen wartawan dari daerah telah memastikan mendukung Sutransyah, sebagian diantaranya bahkan sejak jauh hari telah menyerahkan surat mandat ke kubu Sutransyah .

Menariknya, beberapa wartawan yang sebelumnya mendukungWahyudi F Dirun berbalik mendukung Sutransyah. Jumlahnya sekitar 65 wartawan, diantaranya koresponden Kalteng Post.

Sutransyah kepada Blogger Kalteng optimis dapat terpilih kembali menjadi ketua PWI Kalteng periode 2009-2014 menggantikan Wahyudi F Dirun.

“ Kita semua berjuang membawa PWI lebih baik,”kata Sutransyah kemarin.

Dari pantauan di lapangan, ada kemungkinan Wahyudi F Dirun dalam pemilihan ulang nanti hanya mendapat dukungan wartawan Kalteng Post.Sebab secara kasat mata , media lain wartawannya cenderung memilih Sutransyah.

Informasi yang didapat , belum lama ini kubu Wahyudi F Dirun juga mengadakan pertemuan di Rumah Makan Kampung Lauk, Pahandut Seberang. Sebagian besar yang hadir memang wartawan Kalteng Post.

Sejatinya , pemilihan Ketua PWI Kalteng adalah ‘pertarungan’ antara Kompas dan Jawa Pos.

Rencananya, pimpinan sidang pemilihan ulang Ketua PWI Kalteng langsung ditangani PWI Pusat.

Rabu, 10 Juni 2009

BPS Kalteng Terjunkan Ratusan Petugas Susenas



Badan Pusat Statistik ( BPS) Kalimantan Tengah siap menerjunkan ratusan petugas pendata Survey Sosial Ekonomi Nasional ( Susenas) Juli 2009 dan Survey Angkatan Kerja Nasional ( Sakernas) Agustus 2009.

Para petugas terlatih ini akan mendata responden terpilih di ratusan Blok Sensus (BS) yang tersebar di seluruh wilayah Kalimantan Tengah.

Susenas adalah salah satu survey BPS untuk mengumpulkan data pendidikan, kesehatan, perumahan dan konsumsi/pengeluaran rumah tangga. Data ini sangat berguna bagi pemerintah dalam merencanakan pembangunan sektoral maupun lintas sektoral.

Sementara Sakernas merupakan survey yang dirancang khusus untuk menggambarkan keadaan umum ketenagakerjaan dalam suatu periode pencacahan.

Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Kalimantan Tengah, Gembong Sunarto, MA di sela pelatihan petugas Susenas dan sakernas di Asrama Haji Palangka Raya mengharapkan para petugas dapat bekerja dengan cermat dan tetap mengacu pada metodologi pendataan.

“ Selama ini BPS telah mendapatkan kepercayaan pemerintah sebagai lembaga penyedia data yang berkualitas. Seluruh jajaran BPS harus menjaga dengan baik kepercayaan tersebut,”kata Gembong Sunarto, Rabu ( 10/6) petang.

Untuk menghasilkan data yang baik, jajaran BPS selalu mengadakan pelatihan petugas pendata lapangan. Petugas dibekali metodologi pendataan, , pengisian kuisioner dan tehnik berwawancara dengan responden.

Sabtu, 06 Juni 2009

PWI Kalteng Terancam Pecah


Tambah GambarTambah Gambar





Menyusul kisruhnya pemilihan Ketua PWI Kalimantan Tengah , Sabtu ( 30/5 ) lalu, hingga saat ini kepemimpinan PWI di daerah ini dinyatakan lowong. Pimpinan sidang saat itu sepakat menyerahkan persoalan tersebut PWI Pusat. Hingga saat ini Ketua PWI Pusat belum memutuskan siapa yang berhak menjadi Ketua PWI Kalimantan Tengah periode 2009 – 2014.

Informasi yang dihimpun Kaltenginside , di Kalimantan Tengah beredar kabar bahwa sejumlah wartawan yang kecewa akan keluar dari PWI dan bergabung dengan organisasi wartawan lain. Sinyalemen ini mengindikasikan adanya perpecahan di tubuh organisasi wartawan tertua tersebut.

Konferensi Cabang ( Konfercab ) VI Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalimantan Tengah dengan agenda pemilihan Ketua PWI periode 2009 – 20014 berakhir ricuh. Dua kubu kandidat yang bersaing yaitu Wahyudi F Dirun dan Sutransyah nyaris baku hantam di arena Konfercab . Perhelatan empat tahunan organisasi wartawan tertua itu dilaksanakan di aula gedung KONI Kalimantan Tengah di Jalan Cilik Riwut Palangka Raya.

Suasana mulai memanas ketika memasuki tahap pemungutan suara untuk menentukan bakal calon yang akan dipilih. Hasil pemungutan suara yang diikuti 230 anggota PWI akhirnya memunculkan dua nama, yaitu Wahyudi F Dirun ( ketua demisioner) dan Sutransyah ( Ketua Dewan Kehormatan Daerah/DKD). Komposisinya, Wahyudi memperoleh dukungan 128 suara, Sutransyah 101 suara dan satu suara dinyatakan tidak sah.

Suana konfercab berubah memanas, ketika pimpinan sidang yang terdiri dari Valarien Boy, Syaifuddin dan Johanes Siram menyatakan perolehan suara tersebut merupakan hasil final yang menyatakan Wahyudi F Dirun memenangkan pemilihan ketua PWI Kalimantan Tengah.

Puluhan pendukung Sutransyah langsung marah, lalu merebut mikropon menyampaikan protes. Pendukung Sutransyah debat kusir dengan pimpinan sidang karena menilai keputusan tersebut melanggar tata tertib yang telah disepakati sebelumnya.

“ Pemungutan suara ini adalah untuk menentukan bakal calon yang akan tampil, bukan untuk memilih ketua PWI,” kata Ririn Binti, juru bicara pendukung Sutransyah sengit.

Tata tertib yang terlanjur disepakati ternyata memang membingungkan dan multi tafsir. Dalam salah satu pasalnya disebutkan, calon dinyatakan sebagai pemenang bila memperoleh suara 50 persen plus satu atau bila calonnya terdiri dari tiga orang.

Sedangkan calon yang maju dalam Konfercab hanya dua orang.

Kubu Sutransyah bersikeras diadakan pemilihan tahap kedua, tapi usulan mereka tetap tidak diterima pimpinan sidang. Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat Drs Tarman Azzam yang hadir dalam kesempatan tersebut diminta memberikan pengarahan. Tarman naik ke podium untuk memberikan penjelasan dan solusi buntunya suasana di gedung tersebut.

Pernyataan Tarman Azzam yang cenderung mengakui kemenangan Wahyudi F Dirun malah mengundang kemarahan pendukung Sutransyah. Mantan Ketua PWI Pusat tersebut diteriaki dengan umpatan tak pantas agar segera turun dari podium.

Hingga pukul 21.00 WIB suasana Konfercab PWI Kalteng tetap panas. Wahyudi F Dirun mengatakan dirinya adalah pemenang dan menyatakan proses pemilihan telah selesai.

Wahyudi lalu meninggalkan ruangan sidang.

Ratusan anggota PWI yang berdatangan dari berbagai daerah tersebut akhirnya bubar sendiri-sendiri tanpa mendapatkan keputusan yang jelas.

“ Sidang mengalami deadlock , dengan demikian kepemimpinan PWI Kalteng dinyatakan vakum karena tidak ada ketuanya,” kata

Ade Supriyadi, jurnalis Palangka Post dengan nada jengkel.


Jumat, 08 Mei 2009

PWI Kalteng Alami Degradasi Moral

Anggota Dewan Kehormatan Daerah (DKD) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Kalimantan Tengah, Syaifuddin BP menyatakan moralitas anggota PWI di daerah ini menurun drastis. Parahnyanya, degradasi moral anggota organisasi wartawan tertua itu terjadi justru saat pemilihan ketua PWI.
Menurut Syaifuddin , menjelang Konferensi Cabang (Konfercab) PWI Kalteng yang akan digelar pada 28-30 Mei 2009 sejumlah tim sukses kandidat ketua PWI mulai kasak-kusuk di sejumlah daerah.
“ Aksi money politic untuk memenangkan calon tertentu sudah mulai merebak di kalangan anggota PWI di daerah,” kata Bang Udin, sapaan akrab Syaifuddin di Sekretariat PWI Cabang Kalteng di Palangka Raya, Jum’at(8/5) pagi.
Pemilik Tabloid Detak ini juga menyayangkan berkurangnya hubungan harmonis antara wartawan sesama anggota PWI menyusul adanya pergantian ketua.
“ Hubungan antara ketua DKD dan Ketua Harian kurang baik. Keduanya seperti ‘kucing-kucingan’,” ujarnya.
Seperti diketahui, ketua PWI Kalteng sebelumnya dijabat Sutransyah ( Banjarmasin Post ), melalui forum Konfercab tahun 2005 PWI Kalteng kemudian dinakhodai Wahyudi F Dirun ( Kalteng Post).
Entah apa sebabnya, setelah itu hubungan keduanya tampak tak akur.
Syaifuddin menyatakan, hubungan tak sehat kedua senior PWI Kalteng ini telah diketahui seluruh anggota PWI yang jumlahnya tak kurang dari 300 orang di wilayah ini.
“ Siapapun yang menjadi ketua seharusnya seluruh anggota PWI dapat bersatu,” katanya.

Kandidat Ketua
Menjelang Konfercab PWI Kalteng yang akan digelar 28-30 Mei 2009 saat ini di kalangan wartawan mulai beredar sejumlah nama yang bakal maju sebagai ketua PWI Kalteng periode 2009 – 2013. Pada umumnya mereka adalah muka lama di jajaran pengurus PWI. Diantaranya Syaifuddin (Tabloid Detak), Wahyudi F Dirun ( Kalteng Post), Sutransyah ( Banjarmasin Post) dan Suhartini ( Kalimantan Post).
Sebaran anggota PWI Kalteng yang jumlahnya cukup signifikan setidaknya tersebar dalam empat media. Yaitu RRI Palangka Raya, Kalteng Pos , Palangka Post dan Dayak Post. Sedangkan sisanya adalah media mingguan dan koresponden media diluar Kalteng.
Dari kondisi tersebut dipastikan seluruh wartawan Kalteng Post akan mendukung Wahyudi F Dirun. Suaranya akan semakin besar bila wartawan lain juga memberikan suara kepada ketua PWI demisioner itu.
Saat ini, kandidat yang akan memenangkan jabatan ketua PWI Kalteng harus dapat meraup suara dari RRI, Palangka Post dan Dayak Post.
Beberapa pekan terakhir sejumlah wartawan media elektronik di Palangka Raya mulai gencar menghimpun dukungan untuk Sutransyah. Kelompok ini bahkan sering mengadakan pertemuan untuk mengatur strategi. Alasan memilih Sutransyah karena selama ini PWI kepemimpinan Wahyudi F Dirun dinilai kurang memberikan perhatian kepada anggota.
“ Wahyudi sibuk mengurus dirinya sendiri, seperti ikut mencalonkan wakil walikota beberapa waktu lalu,” kata sumber media ini.

Sabtu, 18 April 2009

Caleg Stress , Pejabat Sakit Jiwa

Pemilu legislatif 9 April 2009 telah berlalu. Saat ini Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) tengah sibuk melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara yang diserahkan sejumlah Panitia Pemilihan Suara (PPS). Ratusan caleg harap-harap cemas menunggu nasib, apakah mereka berhasil lolos menjadi anggota dewan. Kerja keras merayu pemilih telah dilakukan, termasuk menggelontorkan uang kontan yang jumlahnya tak sedikit.
Seperti juga di daerah lain, di Palangka Raya, Kalimantan Tengah sejumlah caleg yang kurang laku dan jeblog perolehan suaranya mulai menunjukkan gejala sakit jiwa. Mengetahui ‘ kalah perang’ perangai beberapa caleg mulai aneh. Ada yang merenung dengan pandangan hampa, berbicara sendiri hingga keluyuran di jalan tak tentu arah.
Pantauan Kaltenginside , beberapa hari setelah pemilu usai, Balai Kesehatan Jiwa Kalawa Atei Palangka Raya mulai kedatangan pasien caleg stress. Caleg-caleg ini diantar keluarganya karena terlihat ada ‘konsleting’ di dalam jiwa mereka.
Persaingan antar caleg di pemilu kali ini memang cukup keras. Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menetapkan anggota dewan terpilih berdasarkan suara terbanyak membuat para caleg harus bekerja keras.
Caleg berkantong tebal sedikit beruntung karena mereka dapat lebih optimal melakukan sosialisasi . Termasuk ‘menyumpal’ mulut calon pemilih dengan uang yang dimilikinya. Sedangkan caleg modal dengkul hanya berharap nasib baik dan belas kasihan para pemilih.
Tapi ternyata uang bukan segalanya. Tak sedikit caleg yang menghamburkan uang malah ditipu calon pemilih. Mengetahui sang caleg bisa dijadikan ATM berjalan calon pemilih mulai pasang muslihat. Saat kampanye caleg dimintai bantuan bermacam-macam, mereka terlihat loyal dan pasti memberikan suaranya. Bahkan, tak sedikit warga yang selalu mencium tangan Sang Caleg saat dikunjungi.Merasa mendapat dukungan caleg yang tak sadar dikadali itu tak pelit menghamburkan uangnya.Ternyata setelah penyontrengan tak satupun yang memilih sang caleg. Apa lacur ? Akhirnya caleg pun stress.
Adanya Caleg stress menunjukkan tingginya ambisi seseorang untuk meraih materi dan kekuasaan. Berbagai cara dilakukan agar menang, meski harus menipu dengan janji-janji gombal.
Ambisi untuk menang dengan melakukan politik uang jelas-jelas tak patut ditiru. Perilaku ini memperlihatkan jeblog-nya moralitas seseorang.
Bila untuk menjadi anggota dewan harus melakukan sogok, dipastikan orang-orang bertampang seperti ini tak akan memberi manfaat ketika duduk di DPRD.
Idealnya, wakil rakyat dipilih atas ketulusan warga. Bukan karena kompensasi ‘serangan fajar’ atau bagi-bagi sembako.
Lebih baik caleg stress sekarang, daripada sakit jiwa ketika menjabat wakil rakyat. Sebab bila pejabat negara sakit jiwa, apapun akan dimangsanya. Tak peduli hak siapa.
Jelasnya, tindak korupsi hanya dilakukan oleh orang-orang sakit jiwa.

Rabu, 01 April 2009

Salah Contreng Untungkan Caleg Kriminal



Kalteng Inside ­ - Bagaimana cara memberikan suara dalam pemilu legislatif 9 April 2009 tetap menjadi topik hangat beberapa pekan belakangan. Aneh memang, ketika banyak orang ingin mendapatkan perubahan melalui pemilu , justru kini masyarakat malah kebingungan . Persoalannya tak hanya sistem yang banyak berubah, tapi juga kualitas caleg yang membuat ragu pemilih.
Boleh dibilang pemilu kali ini benar-benar demokratis. Soalnya, semua orang berhak tampil ke panggung politik, tanpa mempertimbangkan kemampuan dan kondisi psykologis calon pemilih. Rasa percaya diri berlebihan dari para caleg tak ayal justru membuat masyarakat tertawa geli. Sebagian masyarakat menilai, para caleg ‘coba-coba’ tersebut hanya penggembira pemilu yang tak layak dipilih. Kalaupun mereka lolos menjadi anggota dewan, faktor penentunya hanyalah keberuntungan. Bentuknya bisa ikatan emosional, seperti keluarga dekat, teman akrab atau kesukuan. Bisa pula akibat cara mencontreng ngawur, karena terbatasnya pengetahuan pemilih. Artinya, salah contreng bisa menguntungkan caleg kriminal.
Aturan pelaksanaan pemilu legislatif yang selalu berubah tak hanya bikin pusing masyarakat, tapi juga anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di sejumlah tempat.Hal ini terlihat saat pelantikan dan bimbingan tehnis (Bintek) 192 Ketua KPPS se- Kecamatan Pahandut, Palangka Raya, Selasa(31/3) siang.
Sebagian besar Ketua KPPS yang memenuhi GPU Sangkuwung di Jalan Diponegoro masih bingung menghadapi pemilu kali ini. Terutama penentuan suara yang sah saat penghitungan suara.Di dalam kesempatan ini KPU Kota Palangka Raya membagikan ‘Buku Pintar ‘ pelaksanaan pemilu legislatif 9 April 2009 kepada para Ketua KPPS. Anehnya, buku pedoman tersebut malah menambah pusing kepala karena isinya banyak kesalahan. Akhirnya buku penting itupun harus dilampiri revisi dalam lembaran terpisah yang difotocopy.
Anggota KPU Palangka Raya, H Armain Ibrahim menjelaskan, secara umum pelaksanaan pemilu tak banyak berubah, kecuali tata cara pemberian suara yang sebelumnya mencoblos menjadi mencontreng. Itu pun bukan harga mati, karena pemberian suara selain contreng masih dianggap sah. Seperti salah coblos, tanda silang , garis miring dan tanda strip.
Awongganda H Lindjar, anggota KPU Kalteng yang hadir sebagai pemateri mengatakan, selama ini terjadi salah persepsi bahwa pemilih dapat memberikan suara hanya dengan membawa Kartu Tanda Penduduk ( KTP). Menurut Awongganda, hanya pemilih yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang dapat memberikan suara.
“ Pemilih yang tidak mendapatkan undangan bisa memberikan suaranya dengan membawa KTP, tapi namanya harus terdaftar di DPT,”ujarnya.
Menjelang pemilu legislatif yang tinggal beberapa hari Daftar Pemilih Tetap (DPT) tak kunjung dikeluarkan KPU.Masyarakat Palangka Raya ingin mengetahui, apakah namanya terdaftar atau tidak sebagai pemilih. Akankah caleg ‘abal-abal’ akan terpilih dalam pemilu tahun ini ? Semoga saja tidak.

Senin, 30 Maret 2009

Kampanye Golkar Dipenuhi Anak-Anak


Kalteng Inside - Kampanye terbuka Partai Golkar di lapangan Sanaman Mantikei ­ , Palangka Raya , Selasa ( 17/3) petang justru diikuti puluhan anak-anak seusia SD . Anak-anak yang masih buta politik tersebut berjoget ria mengikuti alunan musik yang disuguhkan partai berlambang pohon beringin itu. Tubuh mereka basah kuyup diguyur semprotan air dari Barisan Pemadam Kebakaran (BPK) milik Pemko Kota Palangka Raya yang dipersiapkan di tempat itu.
Pihak Partai Golkar sebagai pelaksana kampanye tak bereaksi atas hadirnya anak-anak . Demikian pula KPU dan Panwaslu di daerah ini. Padahal, sesuai ketentuan, anak-anak tidak diperkenankan mengikuti kampanye pemilu.
Tak kurang dari 500 simpatisan Partai Golkar di Kota Palangka Raya datang secara sporadis ke lapangan Sanaman Mantikei sejak pukul 12.00 wib. Beberapa diantaranya datang berjalan kaki, lengkap dengan kaos kuning berlogo Golkar dan bendera partai bernomor 23.
Beberapa caleg terlihat membagikan kaos dan uang minum kepada para simpatisan yang baru memasuki lapangan.
Sejumlah juru kampanye Partai Golkar obral janji dengan menawarkan program perbaikan ekonomi rakyat. Orasi politik dan yel-yel para jurkam membuat suasana bertambah hingar-bingar. “ Hidup Golkar..!!” teriak mereka lantang yang langsung disambut gegap gempita para simpatisan. Meski begitu, tak sedikit simpatisan yang tak begitu peduli dengan materi orasi para jurkam.Mereka juga tak begitu mengenal puluhan caleg Partai Golkar yang hadir di tempat itu. Bagi mereka yang penting bisa bebas berjoget melupakan kepenatan hidup.
Di tengah masih minimnya pemahaman masyarakat cara mencontreng dalam pemilu legislatif 9 April 2009 mendatang , para caleg tetap terlihat percaya diri bahwa mereka akan mendapat belas kasihan rakyat dengan memberikan dukungan suara.

Jumat, 13 Maret 2009

Banyak Bantuan, Tapi Tetap Miskin



Kalteng Inside - Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang,SH prihatin masih banyaknya Rumah Tangga Sasaran (RTS) miskin yang dinilai tinggi Tahun 2008 lalu.Padahal , Kalteng memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah,sehingga mustahil rakyatnya miskin.

Disamping itu, kata Teras, selama ini cukup banyak program bantuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat . Seperti program Mamangun dan Mahaga Lewu (PM2L), program Bedah Desa, serta pembangunan infrastruktur lainnya.

Melalui dana APBN dan APBD Kalteng dana penanggulangan kemiskinan mencapai Rp 700 milyar per tahun, belum termasuk dana dari APBD kabupaten dan kota.Sehingga dananya mencapai trilyunan.

Diakui,meski dananya cukup besar, namun kadang salah kelola, dan kurang terkoordinasi antara lembaga lembaga dan instansi.Sehingga kurang fokus pada sasaran dan masalah utamanya, seperti pengangguran yang banyak terjadi sebagai dampak globalisasi saat ini.

Karena itu Gubernur Kalteng meminta seluruh jajaran mampu menyusun program dan meningkatkan koordinasi antar instansi. Jumlah keluarga miskin dan hampir miskin di Kalteng pada tahun 2008 mencapai 25,72 persen dari jumlah penduduk Kalteng sebanyak 2,1 juta orang, atau sebanyak 147,593 KK. Secara umum trendnya dari tahun ke tahun menurun.Pada tahun 2005 tercatat sebanyak 197,473 KK atau mencapai 39,28 persen saat BLT pertama dibayarkan.

Penerima BLT terbesar di Kalteng adalah Kabupaten Pulang Pisau sebanyak 11,287 KK atau 37,02 persen. Sedangkan terendah adalah Kabupaten Kotawaringin Barat sebanyak 3,405 KK , atau 5,46 persen.

Caleg Hanya ‘ Modal Dengkul ’

Kalteng Inside – Menggebu-gebu menjadi politisi ternyata tak diimbangi dengan finansial memadai. Di Kota Palangka Raya, dari puluhan caleg dan DPD yang mengadu nasib di pemilu legislatif 9 April 2009 ternyata sebagian hanya ‘ Modal Dengkul’dan tak memiliki dana. Alih--alih sosialisasi ke sejumlah tempat, untuk membuat atribut, seperti bendera dan plakat pun mereka tak gableg duit.
Cekaknya dana tak hanya dialami caleg yang dituntut gigih melakukan sosialisasi secara personal, tetapi juga dialami partai yang mengusungnya. Beberapa partai yang pada umumnya partai baru terlihat kesulitan mendapatkan dana. Ini terlihat dengan kosongnya beberapa lokasi pemasangan bendera parpol di daerah ini.
Sebelumnya, KPU setempat telah membuat ketentuan adanya 12 titik jalan protokol tempat pemasangan bendera parpol. Setiap parpol diijinkan memasang 10 bendera. Karena ada sebagian parpol tidak memasang bendera akhirnya terlihat lucu dan kurang rapi. Celakanya, kaplingan lokasi itu mulai ditempati parpol lain.
“ Mungkin benderanya sedang dipesan,” kata Ketua KPU Kota Sodiqul Mubin tersenyum simpul.
Seorang calon DPD Kalteng yang enggan disebutkan namanya mengatakan, ia maju mencalonkan diri karena ada rekannya yang pengusaha siap mendukung dana. Namun begitu namanya lolos seleksi KPU, janji memberi dana tersebut hingga saat ini tidak ada buktinyanya. Akibatnya, yang mampu dilakukan hanya membuat stiker yang di-print sendiri bersama anak dan isterinya.
“ Semuanya hanya ‘angin surga,” ujarnya kepada Kalteng Inside, belum lama ini.
Caleg PBR, Gusti Muhamad Taufik yang tinggal di Jl. Seth Aji memutuskan membuat spanduk sendiri. Karena tidak profesional hasilnya kurang menarik. Ketika dipasang di jalan raya, beberapa kali spanduk buatannya dilepas orang karena dianggap mengganggu pemandangan. Bila caleg lain membuat poster dengan bahan digital printing , poster milik Gusti hanya fotocopy yang dilaminating.

.

Trek-Trekan Bikin Resah

Kalteng Inside – Balapan Liar ( bali) di Kota Palangka Raya seakan sulit dihentikan.Petugas terkesan selalu kalah cepat dengan aksi remaja-remaja nekat tersebut. Setelah lokasi trek-trekan Jl AIS Nasution depan SMU-1 kerap dibubarkan petugas, sejak sepekan terakhir giliran bundaran kecil yang dijadikan arena kebut-kebutan.Padahal lokasinya tak jauh dari pos Polantas yang berada di bundaran besar.
Parahnya, adu kebut ‘kuda Jepang’ itu dilakukan pada sore hari, saat bundaran kecil dipenuhi pengendara lain. Di lokasi ini terdapat empat jalan besar yang bermuara ke bundaran kecil, yaitu Jl G.Obos, Jl.Diponegoro, Jl Imam Bonjol dan Jl RTA Milono.
Sekitar pukul 15.30 petang puluhan remaja mulai berdatangan dan nongkrong di taman tugu Pemuda depan kantor Gubernur Kalteng. Semakin sore jumlah mereka kian banyak. Diantara mereka kemudian turun ke jalan memacu kencang sepeda motornya di tengah keramaian pengguna jalan. Suasana kian riuh, kelompok remaja lain merasa panas, lalu turun ke jalan saling mengejar.Jumlah mereka puluhan.
Remaja-remaja ini kian kesetanan saat para penonton memberikan tepuk tangan siapa pembalap yang tercepat.
Karena takut ditabrak pembalap nekat tersebut, pengendara yang terlanjur masuk bundaran kecil terpaksa menepi. Beberapa diantaranya memilih jalur lain.
Kawanan remaja ini terlihat saling ejek , sambil menggeber kencang mendahului rekannya yang lain. Mereka berputar di tikungan depan kantor Kajati Kalteng, kemudian menyusur bundaran, dan berputar di Jl RTA Milono depan PDI Perjuangan. Kemudian masuk Jl G.Obos , lalu berputar di depan kantor Imigrasi dan kembali ke bundaran kecil
Setiap petang tak terlihat polantas di kawasan ini, sehingga para pembalap liar leluasa menggeber sepeda motornya..

Kamis, 12 Maret 2009

Camat Katingan Gelapkan Raskin

Kalteng Inside – Niun, Bsc benar-benar keterlaluan, sudah menjadi pejabat dan memegang gelar camat masih tega-teganya ‘memakan’ beras keluarga miskin (raskin) warganya. Akibatnya, Camat Tasik Payawan, Kabupaten Katingan ini dijebloskan ke dalam tahanan Polda Kalimantan Tengah, Rabu (11/3). Bersama Niun juga dikerangkeng Ferdi Ellieser, yang menjabat Sekretaris Camat ( Sekcam) di kecamatan tersebut.
Informasi yang dihimpun Kalteng Inside, pada 16 Desember 2008 kecamatan Tasik Payawan mendapat alokasi beras raskin sebanyak 115 ton. Beras yang sangat diharapkan keluarga miskin rencananya akan dibagikan ke delapan desa di wilayah ini. Celakanya , dari 115 ton yang disalurkan hanya 84 ton, sedangkan sisanya sebanyak 31 ton tak jelas ke mana arahnya. Setelah diusut, ternyata beras itu ‘disalurkan’ ke rumah keluarga Sang Camat dan dijual seharga Rp 4000 per kilogram. Padahal, beras raskin harganya hanya Rp 1600 per kilogramnya.
Kapolda Kalteng, Brigjen Pol Syamsuridzal, melalui Direktur Reserse dan Kriminal Polda Kalteng Kombes Sumarso mengatakan, akibat perbuatan kedua pejabat tersebut negara dirugikan sekitar Rp 18 juta. Polda berhasil mengamankan sekitar 14 ton beras raskin yang tak sempat ‘ditelan’ Niun dan Ferdi.
“ Kedua tersangka dijerat tindak pidana korupsi dan diancam hukuman 20 tahun penjara atau maksimal hukuman seumur hidup, “tegas Kombes Sumarso kepada wartawan ,Kamis (12/3) petang.
Tim penyidik tindak pidana korupsi Polda Kalteng kini tengah mengembangkan kasus tersebut untuk menelisik kemungkinan adanya tersangka lain.

Kalteng ‘Digantung’ Pemerintah Pusat

Kalteng Inside - Minat investor menanamkan investasinya di Kalteng terganjal Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP) yang belum juga kelar hingga saat ini.

Akhirnya , keinginan meningkatkan pembangunan daerah dengan terbuka kran investasi hanya sebatas asa. Padahal , pemerintah daerah telah menggebu-gebu mengundang investor untuk menggarap Sumber Daya Alam ( SDA) Kalteng. Termasuk dengan kehadiran Ram Saraogi, pengusaha asal India yang melirik potensi biji besi di daerah ini .

Menurut anggota Komisi A DPRD Kalteng, Kimin Erwan Subroto , selama RTRWP belum selesai Pemprop Kalteng tidak diijinkan menerbitkan ijin usaha kepada investor yang ingin mengembangkan usaha di Kalteng. RTRWP bersifat prinsipil karena menyangkut tata batas suatu wilayah.

“ Keinginan investor menanamkan modal kita sambut baik. Masalahnya hingga saat ini RTRWP belum juga selesai,” kata Kimin di ruang kerjanya , pekan lalu.

Menurut politisi Partai Demokrat itu, tim dari Depdagri dan Pemprop Kalteng telah terjun ke lapangan menginventarisir data sebagai bahan pembahasan. Sayangnya, hingga saat ini belum ada kejelasan kapan RTRWP terbit.

Pemda Takut Preman Pasar


Kalteng Inside – Sarat kepentingan dan takut kepada preman pasar, Pasar Kahayan di Jl.Cilik Riwut Km.1, Palangka Raya , Kalimantan Tengah hingga saat ini tak kunjung difungsikan oleh Pemko Palangka Raya. Padahal para pedagang eks kebakaran pasar Kahayan telah lama berharap dapat segera berjualan di tempat tersebut.

Agar tetap dapat berusaha, pemerintah daerah membangun pasar darurat , tak jauh dari bangunan pasar permanen.

Kepala Bidang Pasar, Dinas Pasar Kota Palangka Raya, Radha Krisnadi mengatakan Pasar Kahayan belum dapat diresmikan karena belum ada kesepakatan antara Pemko dan pengurus pasar. Selain itu pihaknya bersama pengurus pasar setempat tengah menata blok-blok pasar sesuai jenis barang dagangan yang akan dijual . Seperti sembako , elektronik , pakaian dan beberapa jenis barang dagangan lainnya.

“ Setelah selesai baru kita lakukan pengundian blok-bloknya,” kata Radha.

Menurut dia, jumlah pedagang Pasar Kahayan sebanyak 597 orang. Sementara kapasitas Pasar Kahayan yang baru dibangun itu hanya 592 blok. Dengan demikian tidak seluruh pedagang tertampung di pasar yang baru tersebut.Pedagang yang tidak tertampung adalah penjual daging babi, warung makan dan beberapa pedagang yang terletak di belakang kantor Cabang Bank Pembangunan Kalteng (BPK). Alasannya, para pedagang tersebut bukan korban kebakaran pasar Kahayan yang lama.

“ Untuk penjualan daging babi pemko Palangka Raya akan membuat blok tersendiri. Letaknya masih di sekitar Pasar Kahayan yang baru,” ujarnya.

Menurut rencana pengelolaan pasar ini akan dilakukan sistim sewa kepada pedagang. Besaran tarif sewanya telah dibahas Pemko Palangka Raya dan DPRD Kota dan tinggal menunggu proses penetapan. Setelah diputuskan DPRD besarnya uang sewa tersebut akan dikonsultasikan ke pemerintah pusat menyangkut retribusinya.

Korupsi ‘Berjamaah’ di DPRD Palangka Raya


Kalteng InsideKejaksaan Tinggi Kalimantan Tengah menetapkan dua tersangka dalam kasus dugaan korupsi APBD dan dana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) tahun 2006 sebesar Rp 2,8 milyar di DPRD Kota Palangka Raya. Kedua wakil rakyat tersebut adalah Agus Romansyah , Ketua Komisi I dan Hatir Sata Tarigan, Ketua Komisi II. Seperti telah menjadi tradisi tersangka korupsi, saat ini Hatir Sata Tarigan mengaku sakit, sehingga tidak bisa menjalani pemeriksaan lanjutan.

Dalam kasus ini, sebelumnya Kejati Kalteng telah menetapkan dua tersangka lain, yaitu mantan Sekwan, Beker Simon dan mantan bendaharawan, Haironikmah.

Selama ini Kejati telah memeriksa 14 anggota DPRD Kota Palangka Raya . Pemanggilan merupakan proses lanjutan pemeriksaan 25 anggota DPRD setempat yang diduga turut menggerogoti uang negara. Sebelumnya Kejati Kalteng telah memeriksa 10 anggota dewan .

14 anggota dewan kota yang diperiksa, antara lain Prapti Suryandari, Subandi, Syahrudin Durasid , Ayenedi Lesa dan Mambang Tubil. Beberapa anggota dewan cukup kooperatif, mereka mulai berdatangan ke Kejati pukul 8.00: wib.

Walden Sihaloho, satu anggota dewan yang turut diperiksa sempat adu mulut dengan wartawan yang menunggu di ruang piket Kejari. Walden menghardik wartawan saat mengambil foto dirinya dengan alasan tanpa ijin.

Meski telah ditetapkan sebagai tersangka Agus Romansyah dan Hatir Sata Tarigan hingga saat ini belum ditahan.

Terkait perijinan, Kejati Kalteng juga belum dapat memeriksa Maryono, mantan anggota DPRD Kota yang saat ini menjabat Wakil Walikota Palangka Raya.