Rabu, 10 Juni 2009

BPS Kalteng Terjunkan Ratusan Petugas Susenas



Badan Pusat Statistik ( BPS) Kalimantan Tengah siap menerjunkan ratusan petugas pendata Survey Sosial Ekonomi Nasional ( Susenas) Juli 2009 dan Survey Angkatan Kerja Nasional ( Sakernas) Agustus 2009.

Para petugas terlatih ini akan mendata responden terpilih di ratusan Blok Sensus (BS) yang tersebar di seluruh wilayah Kalimantan Tengah.

Susenas adalah salah satu survey BPS untuk mengumpulkan data pendidikan, kesehatan, perumahan dan konsumsi/pengeluaran rumah tangga. Data ini sangat berguna bagi pemerintah dalam merencanakan pembangunan sektoral maupun lintas sektoral.

Sementara Sakernas merupakan survey yang dirancang khusus untuk menggambarkan keadaan umum ketenagakerjaan dalam suatu periode pencacahan.

Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Kalimantan Tengah, Gembong Sunarto, MA di sela pelatihan petugas Susenas dan sakernas di Asrama Haji Palangka Raya mengharapkan para petugas dapat bekerja dengan cermat dan tetap mengacu pada metodologi pendataan.

“ Selama ini BPS telah mendapatkan kepercayaan pemerintah sebagai lembaga penyedia data yang berkualitas. Seluruh jajaran BPS harus menjaga dengan baik kepercayaan tersebut,”kata Gembong Sunarto, Rabu ( 10/6) petang.

Untuk menghasilkan data yang baik, jajaran BPS selalu mengadakan pelatihan petugas pendata lapangan. Petugas dibekali metodologi pendataan, , pengisian kuisioner dan tehnik berwawancara dengan responden.

Sabtu, 06 Juni 2009

PWI Kalteng Terancam Pecah


Tambah GambarTambah Gambar





Menyusul kisruhnya pemilihan Ketua PWI Kalimantan Tengah , Sabtu ( 30/5 ) lalu, hingga saat ini kepemimpinan PWI di daerah ini dinyatakan lowong. Pimpinan sidang saat itu sepakat menyerahkan persoalan tersebut PWI Pusat. Hingga saat ini Ketua PWI Pusat belum memutuskan siapa yang berhak menjadi Ketua PWI Kalimantan Tengah periode 2009 – 2014.

Informasi yang dihimpun Kaltenginside , di Kalimantan Tengah beredar kabar bahwa sejumlah wartawan yang kecewa akan keluar dari PWI dan bergabung dengan organisasi wartawan lain. Sinyalemen ini mengindikasikan adanya perpecahan di tubuh organisasi wartawan tertua tersebut.

Konferensi Cabang ( Konfercab ) VI Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalimantan Tengah dengan agenda pemilihan Ketua PWI periode 2009 – 20014 berakhir ricuh. Dua kubu kandidat yang bersaing yaitu Wahyudi F Dirun dan Sutransyah nyaris baku hantam di arena Konfercab . Perhelatan empat tahunan organisasi wartawan tertua itu dilaksanakan di aula gedung KONI Kalimantan Tengah di Jalan Cilik Riwut Palangka Raya.

Suasana mulai memanas ketika memasuki tahap pemungutan suara untuk menentukan bakal calon yang akan dipilih. Hasil pemungutan suara yang diikuti 230 anggota PWI akhirnya memunculkan dua nama, yaitu Wahyudi F Dirun ( ketua demisioner) dan Sutransyah ( Ketua Dewan Kehormatan Daerah/DKD). Komposisinya, Wahyudi memperoleh dukungan 128 suara, Sutransyah 101 suara dan satu suara dinyatakan tidak sah.

Suana konfercab berubah memanas, ketika pimpinan sidang yang terdiri dari Valarien Boy, Syaifuddin dan Johanes Siram menyatakan perolehan suara tersebut merupakan hasil final yang menyatakan Wahyudi F Dirun memenangkan pemilihan ketua PWI Kalimantan Tengah.

Puluhan pendukung Sutransyah langsung marah, lalu merebut mikropon menyampaikan protes. Pendukung Sutransyah debat kusir dengan pimpinan sidang karena menilai keputusan tersebut melanggar tata tertib yang telah disepakati sebelumnya.

“ Pemungutan suara ini adalah untuk menentukan bakal calon yang akan tampil, bukan untuk memilih ketua PWI,” kata Ririn Binti, juru bicara pendukung Sutransyah sengit.

Tata tertib yang terlanjur disepakati ternyata memang membingungkan dan multi tafsir. Dalam salah satu pasalnya disebutkan, calon dinyatakan sebagai pemenang bila memperoleh suara 50 persen plus satu atau bila calonnya terdiri dari tiga orang.

Sedangkan calon yang maju dalam Konfercab hanya dua orang.

Kubu Sutransyah bersikeras diadakan pemilihan tahap kedua, tapi usulan mereka tetap tidak diterima pimpinan sidang. Ketua Dewan Kehormatan PWI Pusat Drs Tarman Azzam yang hadir dalam kesempatan tersebut diminta memberikan pengarahan. Tarman naik ke podium untuk memberikan penjelasan dan solusi buntunya suasana di gedung tersebut.

Pernyataan Tarman Azzam yang cenderung mengakui kemenangan Wahyudi F Dirun malah mengundang kemarahan pendukung Sutransyah. Mantan Ketua PWI Pusat tersebut diteriaki dengan umpatan tak pantas agar segera turun dari podium.

Hingga pukul 21.00 WIB suasana Konfercab PWI Kalteng tetap panas. Wahyudi F Dirun mengatakan dirinya adalah pemenang dan menyatakan proses pemilihan telah selesai.

Wahyudi lalu meninggalkan ruangan sidang.

Ratusan anggota PWI yang berdatangan dari berbagai daerah tersebut akhirnya bubar sendiri-sendiri tanpa mendapatkan keputusan yang jelas.

“ Sidang mengalami deadlock , dengan demikian kepemimpinan PWI Kalteng dinyatakan vakum karena tidak ada ketuanya,” kata

Ade Supriyadi, jurnalis Palangka Post dengan nada jengkel.