Selasa, 20 Oktober 2009

Kalimantan Tengah yang dulunya hanya belukar kini telah berubah pesat. Bersamaan dengan membaiknya kondisi sosial politik dan perekonomian negara, Bumi Tambun Bungai juga mulai tumbuh menjadi kawasan modern

Dayak dan Keterasingan Betawi

Catatan : Bambang M Permadi

Mungkin hanya orang ‘sakit’ atau tidur terlalu panjang yang mengatakan tak ada kemajuan di daerah ini. Pimpinan daerah silih berganti, semuanya sama-sama memiliki komitmen tinggi membangun wilayah . Kerja keras para pemangku kepentingan dan dukungan masyarakat membuahkan hasil yang cukup berarti. Tengok saja, kini hampir semua kabupaten dapat terhubung melalui perjalanan darat. Di sisi , lain berbagai sarana vital seperti lembaga pendidikan dan kesehatan juga terus ditingkatkan keberadaannya. Demikian pula lompatan-lompatan kemajuan di sektor lain.

Sudahnya saatnya Suku Dayak menunjukkan kepada dunia bahwa putra Tambun Bungai juga memiliki kompetensi dan sejajar dengan suku-suku lain. Saat ini Kalteng sudah memiliki banyak stok putra-putri terbaik, dengan berbagai gelar dan keahlian.

Tak bermaksud sukuisme,seharusnya orang Dayaklah yang memegang posisi-posisi penting di daerah ini karena mengenal cukup baik karakteristik wilayah. Sudah saatnya pula orang Dayak jadi pejabat negara, tak hanya orang Jawa, Batak, atau bugis saja seperti yang terjadi selama ini.

Seandainya Tjilik Riwut masih hidup, beliau pasti tersenyum bangga, karena ‘anak cucunya’ dapat mewujudkan sebuah impian besar yang pernah dicita-citakan. Yaitu Kalteng yang maju dan bermartabat.

Tapi bila masih hidup mungkin pula hati Sang Pioneer itu tambah trenyuh. Soalnya, ketika Kalteng maju dan berkembang kearipan lokal mulai tergusur di wilayah ini. Orang tak lagi memandang budaya dan warisan Datu Hiang sebagai yang sakral. Modernisasi terasa semakin menggerus primordialisme. Kini, suara garantung dan syair karungut hanya terdengar lamat-lamat. Generasi muda Dayak dapat dihitung dengan jari yang peduli dengan warisan budayanya. Pertahanan budaya hanya ditopang oleh kaum tua. Kalteng masih beruntung memiliki agama Kaharingan, karena sebagian besar hanya umat Kaharinganlah yang secara konsisten menjalankan warisan budaya Dayak.

Tak dapat ditampik, ketika Kalteng maju sebagian orang Dayak perkotaan malah menepi ke pinggiran kota. Praktis, yang berdomisili di perkotaan sebagian besar pendatang. Di Kalteng penduduk perkotaan mulai dipadati Suku Banjar dan Jawa. Saat ini dominasi Suku Banjar cukup tinggi, mereka menguasai perdagangan. Bahkan banyak orang Dayak yang berkomunikasi dengan bahasa Banjar dari pada bahasa ibunya sendiri. Suku Banjar yang memang berbakat berdagang merambah hampir semua kawasan di Kalteng.Antara lain Palangka Raya, Kuala Kapuas, Sampit, Ampah, Tumbang Samba hingga Tewah.

Di Sampit kita sulit mencari di mana sebenarnya komunitas Dayak berada. Dalam komunikasi sesama warga yang sering dipakai adalah bahasa Banjar dialek Sampit. Sementara bahasa Dayak jarang terdengar.Demikian pula di Kuala Kapuas, Buntok dan Muara Teweh.Ironis sekali memang, akankah pada gilirannya nanti Suku Dayak juga bernasib seperti Suku Betawi yang terasing di negerinya sendiri.

Cendekiawan Dayak Kumpiadi Widen mengatakan, terpinggirkannya Suku Dayak dalam ‘persaingan’ karena belum berubahnya cara berfikir ( mindset). Sebagian orang Dayak masih ada yang merasa rendah diri dan menganggap dirinya tak semaju orang lain. Identitas kesukuan seperti penggunaan bahasa daerah dianggap kurang gaul.

Guru Besar Universitas Palangka Raya ( Unpar) itu mengatakan ,masih ada orang Dayak yang malu menggunakan bahasa daerahnya di depan umum. Yang dipakai justru bahasa Banjar.


Lowongan Sarjana Komputer

Kalteng Inside - Badan Pusat Statistik ( BPS ) tahun ini merekrut sebanyak 662 sarjana dari berbagai jurusan, baik jenjang Strata – 1 maupun Diploma III. Disiplin ilmu jenjang Strata-1 yang dibutuhkan adalah Dokter Gigi, Psikologi, Ilmu Komunikasi, Sosiologi ,Sastra Inggris, Akutansi dan Geografi(Kartografi). Sedangkan formasi DIII adalah disiplim ilmu Elektro, Tehnik Sipil,Sekretaris, Tehnik Mesin, Grafika dan Desain Grafis.

Tahun ini BPS juga merekrut tenaga S-1 dan DIII untuk formasi Kordinator Statistik Kecamatan ( KSK), dengan kualifikasi sarjana Matematika, Tehnik Informatika, computer, Ilmu Komunikasi, dan ekonomi. Khusus untuk formasi KSK pendaftaran dilakukan di BPS Propinsi masing-masing, sedangkan formasi lain pendaftaran di BPS Pusat. Testing akan dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia pada , Minggu 8 November 2009 mulai pukul 8.00 waktu setempat di tempat pendaftaran.

Keterangan lebih lengkap dapat mengunjungi website BPS, www.bps.go.id.