Senin, 30 Maret 2009

Kampanye Golkar Dipenuhi Anak-Anak


Kalteng Inside - Kampanye terbuka Partai Golkar di lapangan Sanaman Mantikei ­ , Palangka Raya , Selasa ( 17/3) petang justru diikuti puluhan anak-anak seusia SD . Anak-anak yang masih buta politik tersebut berjoget ria mengikuti alunan musik yang disuguhkan partai berlambang pohon beringin itu. Tubuh mereka basah kuyup diguyur semprotan air dari Barisan Pemadam Kebakaran (BPK) milik Pemko Kota Palangka Raya yang dipersiapkan di tempat itu.
Pihak Partai Golkar sebagai pelaksana kampanye tak bereaksi atas hadirnya anak-anak . Demikian pula KPU dan Panwaslu di daerah ini. Padahal, sesuai ketentuan, anak-anak tidak diperkenankan mengikuti kampanye pemilu.
Tak kurang dari 500 simpatisan Partai Golkar di Kota Palangka Raya datang secara sporadis ke lapangan Sanaman Mantikei sejak pukul 12.00 wib. Beberapa diantaranya datang berjalan kaki, lengkap dengan kaos kuning berlogo Golkar dan bendera partai bernomor 23.
Beberapa caleg terlihat membagikan kaos dan uang minum kepada para simpatisan yang baru memasuki lapangan.
Sejumlah juru kampanye Partai Golkar obral janji dengan menawarkan program perbaikan ekonomi rakyat. Orasi politik dan yel-yel para jurkam membuat suasana bertambah hingar-bingar. “ Hidup Golkar..!!” teriak mereka lantang yang langsung disambut gegap gempita para simpatisan. Meski begitu, tak sedikit simpatisan yang tak begitu peduli dengan materi orasi para jurkam.Mereka juga tak begitu mengenal puluhan caleg Partai Golkar yang hadir di tempat itu. Bagi mereka yang penting bisa bebas berjoget melupakan kepenatan hidup.
Di tengah masih minimnya pemahaman masyarakat cara mencontreng dalam pemilu legislatif 9 April 2009 mendatang , para caleg tetap terlihat percaya diri bahwa mereka akan mendapat belas kasihan rakyat dengan memberikan dukungan suara.

Jumat, 13 Maret 2009

Banyak Bantuan, Tapi Tetap Miskin



Kalteng Inside - Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang,SH prihatin masih banyaknya Rumah Tangga Sasaran (RTS) miskin yang dinilai tinggi Tahun 2008 lalu.Padahal , Kalteng memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah,sehingga mustahil rakyatnya miskin.

Disamping itu, kata Teras, selama ini cukup banyak program bantuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat . Seperti program Mamangun dan Mahaga Lewu (PM2L), program Bedah Desa, serta pembangunan infrastruktur lainnya.

Melalui dana APBN dan APBD Kalteng dana penanggulangan kemiskinan mencapai Rp 700 milyar per tahun, belum termasuk dana dari APBD kabupaten dan kota.Sehingga dananya mencapai trilyunan.

Diakui,meski dananya cukup besar, namun kadang salah kelola, dan kurang terkoordinasi antara lembaga lembaga dan instansi.Sehingga kurang fokus pada sasaran dan masalah utamanya, seperti pengangguran yang banyak terjadi sebagai dampak globalisasi saat ini.

Karena itu Gubernur Kalteng meminta seluruh jajaran mampu menyusun program dan meningkatkan koordinasi antar instansi. Jumlah keluarga miskin dan hampir miskin di Kalteng pada tahun 2008 mencapai 25,72 persen dari jumlah penduduk Kalteng sebanyak 2,1 juta orang, atau sebanyak 147,593 KK. Secara umum trendnya dari tahun ke tahun menurun.Pada tahun 2005 tercatat sebanyak 197,473 KK atau mencapai 39,28 persen saat BLT pertama dibayarkan.

Penerima BLT terbesar di Kalteng adalah Kabupaten Pulang Pisau sebanyak 11,287 KK atau 37,02 persen. Sedangkan terendah adalah Kabupaten Kotawaringin Barat sebanyak 3,405 KK , atau 5,46 persen.

Caleg Hanya ‘ Modal Dengkul ’

Kalteng Inside – Menggebu-gebu menjadi politisi ternyata tak diimbangi dengan finansial memadai. Di Kota Palangka Raya, dari puluhan caleg dan DPD yang mengadu nasib di pemilu legislatif 9 April 2009 ternyata sebagian hanya ‘ Modal Dengkul’dan tak memiliki dana. Alih--alih sosialisasi ke sejumlah tempat, untuk membuat atribut, seperti bendera dan plakat pun mereka tak gableg duit.
Cekaknya dana tak hanya dialami caleg yang dituntut gigih melakukan sosialisasi secara personal, tetapi juga dialami partai yang mengusungnya. Beberapa partai yang pada umumnya partai baru terlihat kesulitan mendapatkan dana. Ini terlihat dengan kosongnya beberapa lokasi pemasangan bendera parpol di daerah ini.
Sebelumnya, KPU setempat telah membuat ketentuan adanya 12 titik jalan protokol tempat pemasangan bendera parpol. Setiap parpol diijinkan memasang 10 bendera. Karena ada sebagian parpol tidak memasang bendera akhirnya terlihat lucu dan kurang rapi. Celakanya, kaplingan lokasi itu mulai ditempati parpol lain.
“ Mungkin benderanya sedang dipesan,” kata Ketua KPU Kota Sodiqul Mubin tersenyum simpul.
Seorang calon DPD Kalteng yang enggan disebutkan namanya mengatakan, ia maju mencalonkan diri karena ada rekannya yang pengusaha siap mendukung dana. Namun begitu namanya lolos seleksi KPU, janji memberi dana tersebut hingga saat ini tidak ada buktinyanya. Akibatnya, yang mampu dilakukan hanya membuat stiker yang di-print sendiri bersama anak dan isterinya.
“ Semuanya hanya ‘angin surga,” ujarnya kepada Kalteng Inside, belum lama ini.
Caleg PBR, Gusti Muhamad Taufik yang tinggal di Jl. Seth Aji memutuskan membuat spanduk sendiri. Karena tidak profesional hasilnya kurang menarik. Ketika dipasang di jalan raya, beberapa kali spanduk buatannya dilepas orang karena dianggap mengganggu pemandangan. Bila caleg lain membuat poster dengan bahan digital printing , poster milik Gusti hanya fotocopy yang dilaminating.

.

Trek-Trekan Bikin Resah

Kalteng Inside – Balapan Liar ( bali) di Kota Palangka Raya seakan sulit dihentikan.Petugas terkesan selalu kalah cepat dengan aksi remaja-remaja nekat tersebut. Setelah lokasi trek-trekan Jl AIS Nasution depan SMU-1 kerap dibubarkan petugas, sejak sepekan terakhir giliran bundaran kecil yang dijadikan arena kebut-kebutan.Padahal lokasinya tak jauh dari pos Polantas yang berada di bundaran besar.
Parahnya, adu kebut ‘kuda Jepang’ itu dilakukan pada sore hari, saat bundaran kecil dipenuhi pengendara lain. Di lokasi ini terdapat empat jalan besar yang bermuara ke bundaran kecil, yaitu Jl G.Obos, Jl.Diponegoro, Jl Imam Bonjol dan Jl RTA Milono.
Sekitar pukul 15.30 petang puluhan remaja mulai berdatangan dan nongkrong di taman tugu Pemuda depan kantor Gubernur Kalteng. Semakin sore jumlah mereka kian banyak. Diantara mereka kemudian turun ke jalan memacu kencang sepeda motornya di tengah keramaian pengguna jalan. Suasana kian riuh, kelompok remaja lain merasa panas, lalu turun ke jalan saling mengejar.Jumlah mereka puluhan.
Remaja-remaja ini kian kesetanan saat para penonton memberikan tepuk tangan siapa pembalap yang tercepat.
Karena takut ditabrak pembalap nekat tersebut, pengendara yang terlanjur masuk bundaran kecil terpaksa menepi. Beberapa diantaranya memilih jalur lain.
Kawanan remaja ini terlihat saling ejek , sambil menggeber kencang mendahului rekannya yang lain. Mereka berputar di tikungan depan kantor Kajati Kalteng, kemudian menyusur bundaran, dan berputar di Jl RTA Milono depan PDI Perjuangan. Kemudian masuk Jl G.Obos , lalu berputar di depan kantor Imigrasi dan kembali ke bundaran kecil
Setiap petang tak terlihat polantas di kawasan ini, sehingga para pembalap liar leluasa menggeber sepeda motornya..

Kamis, 12 Maret 2009

Camat Katingan Gelapkan Raskin

Kalteng Inside – Niun, Bsc benar-benar keterlaluan, sudah menjadi pejabat dan memegang gelar camat masih tega-teganya ‘memakan’ beras keluarga miskin (raskin) warganya. Akibatnya, Camat Tasik Payawan, Kabupaten Katingan ini dijebloskan ke dalam tahanan Polda Kalimantan Tengah, Rabu (11/3). Bersama Niun juga dikerangkeng Ferdi Ellieser, yang menjabat Sekretaris Camat ( Sekcam) di kecamatan tersebut.
Informasi yang dihimpun Kalteng Inside, pada 16 Desember 2008 kecamatan Tasik Payawan mendapat alokasi beras raskin sebanyak 115 ton. Beras yang sangat diharapkan keluarga miskin rencananya akan dibagikan ke delapan desa di wilayah ini. Celakanya , dari 115 ton yang disalurkan hanya 84 ton, sedangkan sisanya sebanyak 31 ton tak jelas ke mana arahnya. Setelah diusut, ternyata beras itu ‘disalurkan’ ke rumah keluarga Sang Camat dan dijual seharga Rp 4000 per kilogram. Padahal, beras raskin harganya hanya Rp 1600 per kilogramnya.
Kapolda Kalteng, Brigjen Pol Syamsuridzal, melalui Direktur Reserse dan Kriminal Polda Kalteng Kombes Sumarso mengatakan, akibat perbuatan kedua pejabat tersebut negara dirugikan sekitar Rp 18 juta. Polda berhasil mengamankan sekitar 14 ton beras raskin yang tak sempat ‘ditelan’ Niun dan Ferdi.
“ Kedua tersangka dijerat tindak pidana korupsi dan diancam hukuman 20 tahun penjara atau maksimal hukuman seumur hidup, “tegas Kombes Sumarso kepada wartawan ,Kamis (12/3) petang.
Tim penyidik tindak pidana korupsi Polda Kalteng kini tengah mengembangkan kasus tersebut untuk menelisik kemungkinan adanya tersangka lain.

Kalteng ‘Digantung’ Pemerintah Pusat

Kalteng Inside - Minat investor menanamkan investasinya di Kalteng terganjal Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP) yang belum juga kelar hingga saat ini.

Akhirnya , keinginan meningkatkan pembangunan daerah dengan terbuka kran investasi hanya sebatas asa. Padahal , pemerintah daerah telah menggebu-gebu mengundang investor untuk menggarap Sumber Daya Alam ( SDA) Kalteng. Termasuk dengan kehadiran Ram Saraogi, pengusaha asal India yang melirik potensi biji besi di daerah ini .

Menurut anggota Komisi A DPRD Kalteng, Kimin Erwan Subroto , selama RTRWP belum selesai Pemprop Kalteng tidak diijinkan menerbitkan ijin usaha kepada investor yang ingin mengembangkan usaha di Kalteng. RTRWP bersifat prinsipil karena menyangkut tata batas suatu wilayah.

“ Keinginan investor menanamkan modal kita sambut baik. Masalahnya hingga saat ini RTRWP belum juga selesai,” kata Kimin di ruang kerjanya , pekan lalu.

Menurut politisi Partai Demokrat itu, tim dari Depdagri dan Pemprop Kalteng telah terjun ke lapangan menginventarisir data sebagai bahan pembahasan. Sayangnya, hingga saat ini belum ada kejelasan kapan RTRWP terbit.

Pemda Takut Preman Pasar


Kalteng Inside – Sarat kepentingan dan takut kepada preman pasar, Pasar Kahayan di Jl.Cilik Riwut Km.1, Palangka Raya , Kalimantan Tengah hingga saat ini tak kunjung difungsikan oleh Pemko Palangka Raya. Padahal para pedagang eks kebakaran pasar Kahayan telah lama berharap dapat segera berjualan di tempat tersebut.

Agar tetap dapat berusaha, pemerintah daerah membangun pasar darurat , tak jauh dari bangunan pasar permanen.

Kepala Bidang Pasar, Dinas Pasar Kota Palangka Raya, Radha Krisnadi mengatakan Pasar Kahayan belum dapat diresmikan karena belum ada kesepakatan antara Pemko dan pengurus pasar. Selain itu pihaknya bersama pengurus pasar setempat tengah menata blok-blok pasar sesuai jenis barang dagangan yang akan dijual . Seperti sembako , elektronik , pakaian dan beberapa jenis barang dagangan lainnya.

“ Setelah selesai baru kita lakukan pengundian blok-bloknya,” kata Radha.

Menurut dia, jumlah pedagang Pasar Kahayan sebanyak 597 orang. Sementara kapasitas Pasar Kahayan yang baru dibangun itu hanya 592 blok. Dengan demikian tidak seluruh pedagang tertampung di pasar yang baru tersebut.Pedagang yang tidak tertampung adalah penjual daging babi, warung makan dan beberapa pedagang yang terletak di belakang kantor Cabang Bank Pembangunan Kalteng (BPK). Alasannya, para pedagang tersebut bukan korban kebakaran pasar Kahayan yang lama.

“ Untuk penjualan daging babi pemko Palangka Raya akan membuat blok tersendiri. Letaknya masih di sekitar Pasar Kahayan yang baru,” ujarnya.

Menurut rencana pengelolaan pasar ini akan dilakukan sistim sewa kepada pedagang. Besaran tarif sewanya telah dibahas Pemko Palangka Raya dan DPRD Kota dan tinggal menunggu proses penetapan. Setelah diputuskan DPRD besarnya uang sewa tersebut akan dikonsultasikan ke pemerintah pusat menyangkut retribusinya.

Korupsi ‘Berjamaah’ di DPRD Palangka Raya


Kalteng InsideKejaksaan Tinggi Kalimantan Tengah menetapkan dua tersangka dalam kasus dugaan korupsi APBD dan dana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) tahun 2006 sebesar Rp 2,8 milyar di DPRD Kota Palangka Raya. Kedua wakil rakyat tersebut adalah Agus Romansyah , Ketua Komisi I dan Hatir Sata Tarigan, Ketua Komisi II. Seperti telah menjadi tradisi tersangka korupsi, saat ini Hatir Sata Tarigan mengaku sakit, sehingga tidak bisa menjalani pemeriksaan lanjutan.

Dalam kasus ini, sebelumnya Kejati Kalteng telah menetapkan dua tersangka lain, yaitu mantan Sekwan, Beker Simon dan mantan bendaharawan, Haironikmah.

Selama ini Kejati telah memeriksa 14 anggota DPRD Kota Palangka Raya . Pemanggilan merupakan proses lanjutan pemeriksaan 25 anggota DPRD setempat yang diduga turut menggerogoti uang negara. Sebelumnya Kejati Kalteng telah memeriksa 10 anggota dewan .

14 anggota dewan kota yang diperiksa, antara lain Prapti Suryandari, Subandi, Syahrudin Durasid , Ayenedi Lesa dan Mambang Tubil. Beberapa anggota dewan cukup kooperatif, mereka mulai berdatangan ke Kejati pukul 8.00: wib.

Walden Sihaloho, satu anggota dewan yang turut diperiksa sempat adu mulut dengan wartawan yang menunggu di ruang piket Kejari. Walden menghardik wartawan saat mengambil foto dirinya dengan alasan tanpa ijin.

Meski telah ditetapkan sebagai tersangka Agus Romansyah dan Hatir Sata Tarigan hingga saat ini belum ditahan.

Terkait perijinan, Kejati Kalteng juga belum dapat memeriksa Maryono, mantan anggota DPRD Kota yang saat ini menjabat Wakil Walikota Palangka Raya.